Seputar Informasi

Sumber informasi Pendidikan dan informatika

Tahapan - tahapan dalam perencanaan Strategik

Tahapan perencanaan menurut Banghart dan Trull sebagaimana dikutip oleh Engkoswara adalah sebagai berikut :
1. Menentukan masalah perencanaan pendidikan yang mencakup : gambaran ruang lingkup permasalahan, mempelajari apa yang telah terjadi, menetapkan apa yang ada dan seharusnya ada/kenyataan dan harapan, sumber – sumber dan keterbatasannya, mengembangkan bagian – bagian perencanaan dan prioritasnya.
2. Analisis masalah perencanaan yang mencakup : mengkaji permasalahan dan sub masalah, pengumpulan dan tabulasi data, meramalkan dan memproyeksikan.
3. Konsep dan desain perencanaan yang mencakup : identifikasi kecenderungan yang ada, merumuskan tujuan umum dan khusus, menyusun rencana.
4. Evaluasi rencana mencakup : simulasi rencana, evaluasi rencana dan memilih rencana
5. Spesifikasi / merumuskan rencana mencakup : merumuskan masalah, menyusun hasil rumusan dalam bentuk final Plan draf atau rencana akhir.
6. Implementasi rencana mencakup : persiapan rencana operasional, persetujuan dan pengesahan rencana, mengatur aparat organisasi.
7. Balikan pelaksanaan rencana mencakup Monitoring rencana, evaluasi pelaksanaan rencana, mengadakan penyesuaian, perubahan atau merancang yang perlu dirancang lagi, bagaimana perancangannya dan oleh siapa. 
Dalam tahapan perencanaan strategis berisi aktivitas berikut :
1. Merumuskan Visi, Misi dan Nilai Lembaga
Visi adalah gambaran masa depan yang ideal yang dibentuk anggota organisasi berdasarkan visi  pribadi. Visi merupakan pernyataan yang mengandung gambaran masa depan yang menantang dari keadaan yang diinginkan dan untuk menjamin kelangsungan hidup dan perkembangan organisasi.  Visi mengisyaratkan tujuan puncak dari sebuah institusi dan untuk apa visi itu dicapai. Visi harus singkat, langsung dan menunjukkan tujuan puncak institusi. 
Untuk menentukan visi harus jelas dan mudah dipahami oleh masyarakat luas karena visi merupakan sebuah argumen yang dapat memberikan kepercayaan kepada masyarakat. Dengan visi yang jelas dan mudah dipahami maka masyarakat juga mudah memahami.
Misi adalah tindakan atau upaya untuk mewujudkan visi. Misi merupakan penjabaran visi dalam bentuk rumusan tugas, kewajiban dan rancangan tindakan yang dijadikan arahan untuk mewujudkan visi.  Misi yang jelas akan sangat membantu pencapaian hasil yang efektif, bermutu, akuntabel dan mampu memberikan kepuasan masyarakat, termasuk di dalamnya efisiensi penggunaan anggaran. Misi ini haruslah menyatakan menunjukkan dengan jelas apa yang dianggap penting dan bidang kegiatan utamanya, mengandung secara eksplisit apa yang akan dicapai dan kegiatan spesifik yang harus dilakukan untuk mencapainya dan keterlibatan masyarakat yang luas terhadap bidang utama yang digeluti organisasi. 
Ada beberapa poin yang harus diingat dalam menyusun statemen ini di antaranya adalah harus mudah diingat, harus mudah dikomunikasikan, sifat dasar bisnis harus diperjelas, harus ada komitmen terhadap peningkatan mutu, harus berupa statemen tujuan jangka panjang dari sebuah organisasi, harus difokuskan kepada pelanggan dan fleksibel. 
Nilai menjelaskan bagaimana cara melakukan tugas masing – masing untuk mencapai misi organisasi. Nilai ini harus dijabarkan sepenuhnya dalam sikap dan atau perilaku sehari – hari, karena nilai individu dan organisasi sangat menentukan tercapainya visi maupun misi. 
2. Riset Pasar
Risetpasaryangbaikmerupakanunsurpentingdalammengimplementasikan TQM. Riset ini adalah cara utama untuk mendengarkan pelanggan, dan calon pelanggan. ini mungkin terdengar sedikit blak-blakan, namun jika pendekatan TQM direnungkan kembali, maka mutu menurut apa yang dirasakan pelanggan harus segera ditetapkan. Kalimat ‘mutu yang dirasa (Perceivedquality)’ tersebut, tidak akan berarti apa-apa tanpa riset pasar. Riset pasar dapat digunakan untuk menentukan isu-isu mutu melalui sudut pandang pelanggan. 
Dalam hal ini sebuah lembaga alangkah baiknya melakukan riset pasar karena dengan riset pasar maka lembaga baik pendidikan maupun non-pendidikan bisa melihat kepuasan pelanggan dan sebaliknya. Kekurangan – kekurangan bisa beresiko lebih kecil dan mungkin banyak catatan yang harus diperbaiki dalam proses perencanaan sebuah organisasi.
3. Analisis Lingkungan Strategis ( Analisis SWOT )
a) Analisis Lingkungan Internal (ALI), berupa pencermatan dan identifikasi terhadap kondisi internal organisasi, menyangkut organisasi, biaya operasional, efektivitas organisasi, sumber daya manusia, sarana dan prasarana maupun dana yang tersedia. Pencermatan dilakukan dengan mengelompokkan atas hal-hal yang merupakan kekuatan (strength) atau kelemahan (weakness) organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran. 
b) Analisis Lingkungan Eksternal (ALE), berupa Pencermatan dan identifikasi terhadap kondisi lingkungan di luar organisasi yang dapat terdiri dari lingkungan ekonomi, teknologi, sosial, budaya, politik, ekologi, dan keamanan. pencermatan ini akan menghasilkan indikasi mengenai peluang (opportunities) dan tantangan (threats) organisasi dalam mewujudkan tujuan dan sasaran organisasi. 
Dengan menggunakan analisis lingkungan strategis ini maka sebuah organisasi atau lembaga mampu melihat arah dan tujuan lembaga ke masa depan artinya lembaga sudah mengetahui kelemahan dan kekuatan baik dari dalam maupun dari luar. Selain itu lembaga juga dapat melihat apa saja yang menjadi peluang dan apa saja yang menjadi ancaman bagi lembaga tersebut.
4. Faktor – faktor Kunci Keberhasilan (FKK)
Faktor-faktor penting sebuah kesuksesan, kadangkala disebut peristiwa kunci, adalah indikator-indikator menyangkut hal-hal apa saja yang harus dicapai oleh sebuah institusi yang ingin memenuhi kepuasan pelanggan dan statemen misinya. Faktor-faktor tersebut adalah tahap lanjut proses strategi dan memberikan sebuah panduan tentang karakteristik inti mutu institusi. Penentuan FKK dilakukan melalui beberapa tahapan:
a) Mengaitkan kajian dengan visi, misi dan yang langsung dengan tugas pokok dan fungsi organisasi;
b) Menginventarisasi perkiraan masalah yang timbul dalam melaksanakan misi organisasi:
c) Menganalisis masalah-masalah yang ada dengan menggunakan pendekatan isu strategi krisis (criticalstrategyissue), yaitu dengan menghitung bobot dampak masalah yang telah diidentifikasikan (ringan, sedang dan berat) dan selanjutnya dianalisis kepentingannya untuk penentuan FKK. 
5. Tujuan dan Sasaran
Tujuan (goal) adalah tujuan atau hasil yang ingin dicapai (end) dari pembuatan desain. Dengan demikian, desain Ini harus memberikan arahan kepada partisipan dalam suatu perencanaan dalam artian tujuan tersebut memang ideal.
Tujuan merupakan sejumlah pilihan di antara berbagai kemungkinan. Beberapa tipikal tujuan adalah sebagai berikut: 
a) Tujuan itu merupakan optimalisasi dalam bentuk, misalnya: biaya yang paling rendah untuk keunggulan pendidikan. 
b) Tujuan itu memuaskan, misalnya: pemerataan pendidikan 
c) Tujuan itu bentuknya incremental (semakin naik), misal tambahan pasokan kelas. 
d) Tujuan itu bentuknya bisa positif atau negatif, misalnyamemberikan ruang lebih untuk belajar.
Terdapat lima tahap dalam proses penentuan tujuan, yaitu:
a) Mendefinisikan batasan kemungkinan (contingency) yang membentuk batas-batas perencanaan dan porsi keputusan yang dipengaruhi oleh putusan perencana. 
b) Dari batasan tersebut, perencana lalu mengurangi berbagai alternatif dengan menghilangkan yang tidak bermanfaat dan tidak menguntungkan. 
c) Dengan membandingkan segi manfaat (merit) dari alternatif tersebut, perencana dapat menentukan dampak positif dan negatif dari berbagai kombinasi tujuan dan sub tujuan dan kemudian memilih alternatif terbaik. 
d) Perencana kemudian mengevaluasi manfaat tujuan itu dengan membandingkan faktor-faktor lingkungan dengan tujuan dan sasarannya. Tujuan hendaknya berkaitan dengan kondisi yang muncul 
e) Bila putusan akhir telah dibuat dan tujuan serta sasaran telah ditetapkan, maka dibuatlah pernyataan kebijakan (statement of policy) yang berfungsi sebagai pedoman. 
Tujuan mengandung usaha untuk melaksanakan tindakan atau rumusan mengenai apa yang apa yang di inginkan pada kurun waktu tertentu. Dengan demikian tujuan harus ditegaskan secara cerdas(khusus, dapat diukur, dapat diwujudkan, realistis, dan berjangka waktu tertentu)
6. Menentukan strategi
Setelah program dirumuskan, hal yang harus dilakukan adalah menentukan strategi apa yang harus dijalankan untuk melaksanakan program tersebut secara efısien, efektif, jitu, dan tepat. Karakteristik strategi adalah sesuai dengan tuntutan program. Strategi yang salah akan menyebabkan tidak tercapainya program, demikian pula sebaliknya. Misalnya, strategi untuk pencapaian program pengembangan KTSP dimungkinkan berbeda dengan strategi untuk mencapai standar prasarana atau fasilitas pendidikan. Oleh karena itu, dalam perumusan strategi harus mempertimbangkan keterlibatan pihak lain yang terkait dan kemampuan sekolah itu sendiri.
7. Menentukan rencana biaya (alokasi dana)
Sekolah merencanakan alokasi anggaran biaya untuk kepentingan lima tahun. Rencana biaya tersebut dapat dirumuskan pertahun sehingga dalam waktu lima tahun akan diketahui jumlah biaya yang diperlukan dan dari sumber biaya mana saja. Untuk membantu keakuratan dalam rancangan biaya pertahunnya, rencana biaya untuk tahun pertama dapat dipergunakan sebagai dasar dalam menentukan biaya di tahun kedua ketiga, dan keempat. Ada kemungkinan, Suatu program biayanya makin lama makin berkurang karena telah terpenuhi sebelumnya atau sebaliknya, suatu program makin lama makin banyak biayanya. Dalam batas waktu atau tahun tertentu besarnya biaya akan menyusut. Semua itu sangat bergantung kepada kemampuan sekolah dan daerah masing-masing.
8. Membuat rencana pemantauan dan evaluasi
Sekolah sebagai rintisan SBI harus merumuskan rencana supervisi, monitoring internal, dan evaluasi internal sekolahnya yang dilakukan oleh kepala sekolah dan tim yang dibentuk sekolah, merumuskan rencana supervisi yang akan dilakukan sekolah ke semua unsur sekolah, merumuskan monitoring tiap kegiatan sekolah oleh tim, dan harus merumuskan evaluasi kinerja sekolah oleh tim. Siapa dan kapan rencana tersebut akan dilaksanakan harus dirumuskan secara jelas selama kurun waktu lima tahun. Dengan demikian, sekolah dapat memperbaiki kelemahan proses dan dapat mengetahui keberhasilan atau kegagalan tujuan. 

Kesimpulan
Mutu pendidikan merupakan pendidikan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan dan kepuasan pelanggan yang di dasarkan pada standar pendidikan nasional. Perencanaan merupakan langkah awal untuk membuat pemikiran baru agar sebuah organisasi atau lembaga dapat mencapai tujuannya. Perencanaan juga sebuah evaluasi dalam organisasi artinya di dalam perencanaan akan melihat kekurangan – kekurangan dalam kegiatan organisasi.
Ada beberapa model perencanaan pendidikan : Model Perencanaan Komprehensif, Model TargetSetting, Model Costing (Pembiayaan) dan Keefektifan Biaya, Model PPBS (Planning, Programming, dan Budgeting System)
Model – model tersebut dapat memberikan gambaran suatu lembaga bagaimana langkah awal untuk melakukan perencanaan. Dalam perencanaan ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan agar sesuai dengan tujuan yang di harapkan. Menentukan Visi, Misi, dan Nilai, Riset Pasar, Analisis Strategis lingkungan ( Analisis SWOT ), Faktor kunci keberhasilan, Tujuan dan sasaran, Menentukan Strategi, Menentukan rencana biaya (alokasi dana), Membuat rencana pemantauan dan evaluasi



Departemen Pendidikan Nasional, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Konsep Dasar, ( Jakarta : Ditjend Pendidikan Dasar dan Menengah, Ditjen SLTP. 2002 )
Edward Sallis, Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan : Peran Startegis Pendidikan, ( Yogyakarta : IRCiSoDCet. Ke-V, 2012 )
Endang Soenarya, Teori Perencanaan Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Sistem (Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, Cetke-1, 2000)
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan (Jakarta: PT. Bumi aksara, Cet. ke-1, 2006)
Makmun, Udin Syaefudin Sa'ud dan Abin Syamsudin. Perencanaan Pendidikan : Suatu Pendekatan Komprehensif. (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005)
Mochtar Effendy, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam (Jakarta: PT. Bhratara Karya Aksara, 1986)
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan (Bandung: RamjaRosda Karya, 1996)
Nurkolis, Manajemen Berbasis Sekolah, Teori, Model dan Aplikasi, ( Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. 2003 )
Rohiat, Manajemen Sekolah : Teori Dasar dan Praktek dilengkapi dengan contoh rencana strategis dan rencana operasional, ( Bandung : PT. RefikaAditama, 2010 )
ShoimatulUla, Buku Pintar Teori-teori Manajemen Pendidikan Efektif (Yogyakarta: Berlian, 2013)
Suryosubroto B., Manajemen Pendidikan di Sekolah, ( Jakarta : PT. Rineka Cipta. 2004 )
UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003
http://kbbi.web.id